Kamis, 10 November 2011

8 PRINSIP KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

Nama : Fachmy Syahtiadi
Npm : 20208467
Kelas : 4EB04
Mata Kuliah : Etika Profesi Akuntansi



8 PRINSIP
KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA
Untuk pertama kalinya, dalam kongres tahun 1973 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI, bahasa inggris Indonesian Institute of Accountants) adalah organisasi profesi akuntan di Indonesia. Menetapkan kode etik bagi profesi akuntan di Indonesia, yang saat itu diberi nama Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia. Kode etik ini mengatur standar mutu terhadap pelaksanaan pekerjaan akuntan. Standar mutu ini penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan. Setelah mengalami perubahan, maka tahun 1998 Ikatan Akuntan Indonesia menetapkan delapan prinsip etika yang berlaku bagi seluruh anggota IAI baik di pusat maupun di daerah.
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di lingkungan dunia usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan tanggung-jawab profesionalnya.
Pengertian Etika menurut :
• Kamus Besar Bhs. Indonesia (1995) Etika adalah Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat
• Etika adalah Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral
• Maryani & Ludigdo (2001) “Etika adalah Seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang di anut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi”.
Dari asal usul kata, Etika berasal dari bahasa Yunani ‘ethos’ yang berarti adat istiadat/ kebiasaan yang baik Perkembangan etika yaitu Studi tentang kebiasaan manusia berdasarkan kesepakatan, menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan pada umumnya.
Tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung-jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada kepentingan publik. Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat empat kebutuhan dasar yang harus dipenuhi:
• Kredibilitas. Masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem informasi.
• Profesionalisme. Diperlukan individu yang dengan jelas dapat diidentifikasikan oleh pemakai jasa Akuntan sebagai profesional di bidang akuntansi.
• Kualitas Jasa. Terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan diberikan dengan standar kinerja tertinggi.
• Kepercayaan. Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa terdapat kerangka etika profesional yang melandasi pemberian jasa oleh akuntan.
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian: (1) Prinsip Etika, (2) Aturan Etika, dan (3) Interpretasi Aturan Etika. Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika, yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip Etika disahkan oleh Kongres dan berlaku bagi seluruh anggota, sedangkan Aturan Etika disahkan oleh Rapat Anggota Himpunan dan hanya mengikat anggota Himpunan yang bersangkutan. Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya.
Pernyataan Etika Profesi yang berlaku saat ini dapat dipakai sebagai Interpretasi dan atau Aturan Etika sampai dikeluarkannya aturan dan interpretasi baru untuk menggantikannya.
Kepatuhan
Kepatuhan terhadap Kode Etik, seperti juga dengan semua standar dalam masyarakat terbuka, tergantung terutama sekali pada pemahaman dan tindakan sukarela anggota. Di samping itu, kepatuhan anggota juga ditentukan oleh adanya pemaksaan oleh sesama anggota dan oleh opini publik, dan pada akhirnya oleh adanya mekanisme pemrosesan pelanggaran Kode Etik oleh organisasi, apabila diperlukan, terhadap anggota yang tidak menaatinya.
Jika perlu, anggota juga harus memperhatikan standar etik yang ditetapkan oleh badan pemerintahan yang mengatur bisnis klien atau menggunakan laporannya untuk mengevaluasi kepatuhan klien terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Fungsi Etika :
• Sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan pelbagai moralitas yang membingungkan.
• Etika ingin menampilkanketrampilan intelektual yaitu ketrampilan untuk berargumentasi secara rasional dan kritis.
• Orientasi etis ini diperlukan dalam mengabil sikap yang wajar dalam suasana pluralisme.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pelanggaran Etika :
• Kebutuhan Individu
• Tidak Ada Pedoman
• Perilaku dan Kebiasaan Individu Yang Terakumulasi dan Tak Dikoreksi
• Lingkungan Yang Tidak Etis
• Perilaku Dari Komunitas
Sanksi Pelanggaran Etika :
• Sanksi Sosial adalah Skala relatif kecil, dipahami sebagai kesalahan yangdapat ‘dimaafkan’.
• Sanksi Hukum adalah Skala besar, merugikan hak pihak lain.
Jenis-jenis Etika :
• Etika umum yang berisi prinsip serta moral dasar .
• Etika khusus atau etika terapan yang berlaku khusus.
Ada tiga prinsip dasar perilaku yang etis :
• Hindari pelanggaran etika yang terlihat remeh. Meskipun tidak besar sekalipun, suatu ketika akan menyebabkan konsekuensi yang besar pada profesi.
• Pusatkan perhatian pada reputasi jangka panjang. Disini harus diingat bahwa reputasi adalah yang paling berharga, bukan sekadar keuntungan jangka pendek.
• Bersiaplah menghadapi konsekuensi yang kurang baik bila berpegang pada perilaku etis. Mungkin akuntan akan menghadapi masalah karier jika berpegang teguh pada etika. Namun sekali lagi, reputasi jauh lebih penting untuk dipertahankan.
Kode etik akuntan Indonesia memuat delapan prinsip etika sebagai berikut : (Mulyadi, 2001: 53)
1. Tanggung Jawab profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat. Sejalan dengan peran tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka. Anggota juga harus selalu bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.
2. Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas profesionalisme.
Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik. Profesi akuntan memegang peran yang penting di masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Ketergantungan ini menimbulkan tanggung jawab akuntan terhadap kepentingan publik. Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan. Ketergantungan ini menyebabkan sikap dan tingkah laku akuntan dalam menyediakan jasanya mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara.
Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut. Dan semua anggota mengikat dirinya untuk menghormati kepercayaan publik. Atas kepercayaan yang diberikan publik kepadanya, anggota harus secara terus menerus menunjukkan dedikasi mereka untuk mencapai profesionalisme yang tinggi.
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
3. Integritas
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya.
Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.
4. Obyektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain.
Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas yang berbeda dan harus menunjukkan obyektivitas mereka dalam berbagai situasi. Anggota dalam praktek publik memberikan jasa atestasi, perpajakan, serta konsultasi manajemen. Anggota yang lain menyiapkan laporan keuangan sebagai seorang bawahan, melakukan jasa audit internal dan bekerja dalam kapasitas keuangan dan manajemennya di industri, pendidikan, dan pemerintah. Mereka juga mendidik dan melatih orang orang yang ingin masuk kedalam profesi. Apapun jasa dan kapasitasnya, anggota harus melindungi integritas pekerjaannya dan memelihara obyektivitas.

5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling mutakhir.
Hal ini mengandung arti bahwa anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung jawab profesi kepada publik.
Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Anggota seharusnya tidak menggambarkan dirinya memiliki keahlian atau pengalaman yang tidak mereka miliki. Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkat pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan seorang anggota untuk memberikan jasa dengan kemudahan dan kecerdikan. Dalam hal penugasan profesional melebihi kompetensi anggota atau perusahaan, anggota wajib melakukan konsultasi atau menyerahkan klien kepada pihak lain yang lebih kompeten. Setiap anggota bertanggung jawab untuk menentukan kompetensi masing masing atau menilai apakah pendidikan, pedoman dan pertimbangan yang diperlukan memadai untuk bertanggung jawab yang harus dipenuhinya.
6. Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.
Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa standar profesi yang berhubungan dengan kerahasiaan didefinisikan bahwa terdapat panduan mengenai sifat sifat dan luas kewajiban kerahasiaan serta mengenai berbagai keadaan di mana informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dapat atau perlu diungkapkan.
Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir.
7. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.
8. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.
Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.
Informasi yang dihasilkan akuntan harus menggambarkan keadaan perusahaan yang sebenarnya. Hal ini terutama karena tanggung jawab moral akuntan adalah kepada pihak esrtern perusahaan sebagai pemakai informasi laporan keuangan. Pihak ekstern sangat mengendalikan laporan keuangan karena mereka sulit mendapatkan informasi perusahaan. Oleh karena itu, akuntan harus bekerja dengan memperhatikan kode etik profesi akuntan. Jadi sangat penting untuk diingat bahwa akuntan harus bekerja berdasarkan standar yang berlaku dan tidak dengan sengaja membuat informasi yang menguntungkan kepada pihak-pihak tertentu.
Sumber :
Buku Akuntansi SMA, Alam, S, Jakarta: Esis 2004

Selasa, 08 November 2011

Etika / Eiket Yang Berlaku Di Indonesia

Nama                  : Fachmy Syahtiadi
Npm                    : 20208467
Kelas                  : 4EB04
Mata Kuliah       : Etika Profesi Akuntansi


Etika / Etiket Yang Berlaku Di Indonesia

Etika berasal dari bahasa yunani yaitu ethos yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat kebiasaan dimana etika berhubungan erat dengan konsep individu atau kelompok sebagai alat penilai kebenaran atau evaluasi terhadap sesuatu yang telah dilakukan. Sedangkan etiket adalah suatu sikap sopan santun atau aturan lainnya yang mengatur hubungan antara kelompok manusia yang beradab dalam pergaulan dan untuk menghargai satu sama lain.

Dan berikut adalah contoh masing-masing etika dan etiket:

1.Etika:

·         Bersikap dewasa tidak kekanak kanakan
·         Menggunakan panggilan / sebutan orang yang baik
·         Tidak mudah emosi / emosional
·         Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien
·         Jujur tidak suka berbohong
·         Menggunakan pakaian yang pantas sesuai dengan keadaan
·         Berbahasa yang baik, ramah dan sopan
·         Lapang dada dalam berkomunikasi
·         Berinisiatif sebagai pembuka dialog
·         Bertingkah laku yang baik

2.Etiket:

·         Menatap mata lawan bicara dengan lembut
·         Memberikan ekspresi wajah yang ramah dan murah senyum
·         Gunakan gerakan tubuh / gesture yang sopan dan wajar
·         Tidak mudah terpancing emosi lawan bicara
·         Mampu menempatkan diri dan menyesuaikan gaya komunikasi
sesuai dengan karateristik lawan bicara
·         Menggunakan volume, nada, intonasi suara serta kecepatan bicara
·         Bicara yang baik
·         Menggunakan kata dan kalimat yang baik menyesuaikan dengan
Lingkungan
·         Menggunakan komunikasi non verbal yang baik sesuai budaya yang
berlaku seperti berjabat tangan, merunduk, hormat, dan lain sebagainya
·         Memakai pakaian yang rapih / menutup aurat dan sesuai suasana /  kondisi   

Senin, 03 Oktober 2011

The Big Four


NAMA : FACHMY SYAHTIADI
NPM : 20208467
KELAS : 4EB04

Profil “The Big Four” Auditor

“The Big Four” adalah kelompok empat firma jasa profesional dan akuntansi internasional terbesar, yang menangani mayoritas pekerjaan audit untuk perusahaan publik maupun perusahaan tertutup. Kelompok ini sempat dikenal sebagai "Delapan Besar", dan berkurang menjadi "Lima Besar" melalui serangkaian kegiatan merger. Lima Besar menjadi Empat Besar setelah keruntuhan Arthur Andersen pada 2002, karena keterlibatannya dalam Skandal Enron.
Kantor akuntan Arthur Andersen didakwa melawan hukum karena menghancurkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pengauditan Enron, dan menutup-nutupi kerugian jutaan dolar dalam Skandal Enron yang meledak pada tahun 2001. Hasil keputusan hukum secara efektif menyebabkan kebangkrutan global dari bisnis Arthur Andersen. Kantor-kantor koleganya di seluruh dunia yang berada di bawah bendera Arthur Andersen seluruhnya dijual dan kebanyakan menjadi anggota kantor akuntan internasional lainnya. Di Britania Raya, para partner Arthur Andersen setempat kebanyakan bergabung dengan Ernst & Young dan Deloitte Touche Tohmatsu. Di Indonesia, para partner Arthur Andersen pada akhirnya bergabung dengan Ernst & Young.
Bangkrutnya Arthur Andersen meninggalkan hanya empat kantor akuntan internasional di seluruh dunia, yang menyebabkan masalah besar bagi perusahaan-perusahaan internasional besar, karena mereka diharuskan untuk menggunakan kantor akuntan yang berbeda untuk pekerjaan audit perusahaan dan layanan non-auditnya. Karena itu, hilangnya salah satu kantor akuntan besar itu telah menurunkan tingkat kompetisi di antara kantor-kantor akuntan dan menyebabkan meningkatnya beban akuntansi bagi banyak klien.

Sejarah “The Big Four”
Kantor ini terbentuk dengan adanya penggabungan usaha dari dua kantor besar yaitu Price Waterhouse dan Coopers & Lybrand. Kedua kantor ini memiliki sejarah panjang sejak abad ke-19. Samuel Price, seorang akuntan, mulai praktek di London pada tahun 1849. Dalam tahun 1865 Price membuat persekutuan dengan William Holyland dan Edwin Waterhouse. Sejak tahun 1874 kantor ini kemudian dikenal dengan nama Price, Waterhouse & Co. Holyland akhirnya meninggalkan persekutuan itu dan kemudian huruf '& Co' dan koma dihilangkan dari nama kantor tersebut. Di akhir tahun 1800-an, Price Waterhouse mendapat pengakuan sebagai suatu kantor akuntan publik tepercaya. Dengan berkembangnya perdagangan antara Britania Raya dan Amerika Serikat, Price Waterhouse kemudian membuka kantornya di New York dalam tahun 1890, yang kemudian kantor di Amerika ini berkembang dengan sangat pesatnya. Kantor asalnya di Inggris juga membuka banyak kantor di negara-negara Persemakmuran Inggris. Setiap kali mendirikan persekutuan terpisah di setiap negara, setiap sekutu yang diberikan insentif yang baik untuk meluaskan praktek lokalnya. Jadi kegiatan PW di seluruh dunia merupakan suatu gabungan kantor-kantor lokal yang berkembang secara alamiah dibandingkan dengan merupakan hasil dari penggabungan usaha internasional. Seperti PW, Coopers & Lybrand juga didirikan dalam abad kesembilanbelas. Dalam tahun 1854 William Cooper mulai berpraktek di London, yang tujuh tahun kemudian berganti nama menjadi Cooper Brothers saat ketiga saudaranya bergabung.
Di Amerika Serikat dalam tahun 1898 Robert H. Montgomery, William M. Lybrand, Adam A. Ross Jr. dan kakaknya T. Edward Ross mendirikan Lybrand, Ross Brothers and Montgomery. Coopers & Lybrand merupakan hasil penggabungan antara Cooper Brothers & Co; Lybrand, Ross Bros & Montgomery dan sebuah kantor dari Kanada McDonald, Currie and Co. dalam tahun 1957. Dalam tahun 1990 Coopers & Lybrand bergabung dengan Deloitte Haskins & Sells di Britania Raya, namun sebagian dari Deloitte bergabung dengan Touche Ross dan membentuk Deloitte Touche Tohmatsu. Untuk menambah pembentukan kantor di berbagai ibukota utama dunia, seringkali PW atau Cooper menggabungkan diri dengan kantor akuntan lokal. Dengan cara ini terbentuklah kantor-kantor di tiap negara dan menggelembungkan jumlah kantornya agar bisa menawarkan jasanya dimanapun mereka berada. Pertumbuhan juga dirasakan dengan bertambahnya kebutuhan audit khususnya setelah Depresi Hebat dalam tahun 1920-an dan 1930-an dan juga dengan bertambah kompleksnya perpajakan. Sebagai kelanjutan usahanya dalam memperoleh skala ekonomis, PW dan Arthur Andersen pernah membicarakan suatu penggabungan dalam tahun 1989, namun akhirnya negosiasi ini gagal terutama karena adanya konflik kepentingan contohnya keterkaitan bisnis Andersen dengan IBM padahal PW mengaudit IBM. Dalam tahun 1998 Price Waterhouse dan Coopers & Lybrand bergabung dan membentuk PricewaterhouseCoopers. Tahun berikutnya, pembicaraan untuk menggabungkan PwC dengan Grant Thornton gagal. Oleh karena berkurangnya jumlah kantor-kantor besar, sepertinya otoritas pengatur kompetisi akan sulit meluluskan ijin penggabungan usaha.

Referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Auditor_Empat_Besar
http://garryaditya.blogspot.com/2010/11/big-four.html

Sabtu, 28 Mei 2011

ENGLISH FOR ME

Nama : Fachmy Syahtiadi
Kelas : 3 EB 04
Npm : 20208467

ENGLISH LANGUAGE ACCORDING TO MY PERSONAL

For all the people in this world English is the language that must be used to communicate with others, and an age of globalization at the present time is very important for everyone in this world to be able to master the English language, because without a good mastery of English language a country is not going forward, and in addition the stat will not be advanced at this point English is the internasional language used throughout the world which used to interact and communicate with people who come from countries. With English course also to unify the differences language off communication that exist in very country.
Indeed, all depends on the intentions of each per person. There is consequently every science we are studying. In other words, there should be a charity for each of science and knowledge. In English linguistics, would be more useful if using English a tool to find good, whether it’s in the world or the hereafter. And not merely seeaking pleasure or enjoyment of life. It’s important to remember the language understood only limited tools and equipment that only works well if used properly, and works poorly when used with the bad ass well. Thus the age of the current era of globalisasi on how very important it is for all people in this world to be, understand, and comprehend English well.

TENSES

Nama : Fachmy Syahtiadi
Kelas : 3 EB 04
Npm : 20208467


TENSES :
1. Future Conditional Sentences
A conditional sentence which states that, an event will not occur in the future if the conditions are not met.
Formulation :
Subjek + Will + Kata Kerja I + If + Subjek + Kata Kerja I

2. Present Unreal
Supposition sentence which states that, an event that will occur at this time , but in fact did not happen because the conditions are not met.
Formulation :
Subjek + would + Kata Kerja I + If + Subjek + werw + Objek

3. Past Unreal
Supposition sentence which states that, an event that happened in the past, but it did not happen because it is not done.
Formulation :
Subjek + would + Kata Kerja I + If + Subjek + Kata Kerja II

PASSIVE VOICE

Nama : Fachmy Syahtiadi
Kelas : 3 EB 04
Npm : 20208467



PASSIVE VOICE :
Active sentence (active voice) is a sentence where the subject of his work, by contrast, passive sentence (passive voice) is a sentence where the subject wa subjected to the job by the object of the sentence. Active voice is more often used in daily life compared With the passive voice. Howefer, often we find the passive voice in the newspaper, articles in magazines and scholarly writings. Passive voice is used because the object of the active is more important information than his subject.

Example :
A. Lionel Messi sings a songs (active)
B. A songs is sung by Lionel Messi (passive)

1. Lionel Messi sang a song tomorrow (active)
2. A song was sung by Lionel Messi tomorrow (passive)

A. Lionel Messi has sung a song (active)
B. A song has been sung by Lionel Messi (passive)

1. Lionel Messi sing a song (active)
2. A song will be sung by Lionel Messi (passive)

A. Lionel Messi is singing a song (active)
B. A song is being sung by Lionel Messi (passive)

1. Lionel Messi can sing a song (active)
2. A song can be sung by Lionel Messi (passive)

CONDITIONAL SENTENCES

Nama : Fachmy Syahtiadi
Kela : 3 EB 04
Npm : 20208467



CONDITIONAL SENTENCES :
Conditional Sentences is a phrase used to express the supposition of an event that has not happened or even impossible. Sentences of this modality has some form of representing various forms of time, in other words, form sentences of this modality will depend on the shape of the assumed time of the incident. Here are a few patterns Sentences of Conditional.

FORMULATION:
• Conditional 1 :
1. IF + S + Present Tense, S + Future Tense
Example :
- If it doesn’t rain, I will go playing basketball.
Real Condition : It will probably rain or not,
so I will probably go playing basketball or not.

• Conditional 2 :
2. if + Past Tense + Past Future
Example :
- If you come home earlier, I would make you a food.
Real Condition : You don’t come home earlier,
So don’t make a food for you.

• Conditional 3 :
3.if + s + Past Perfect + , S + Future Past Perfect
Example :
-if you had studiet hard, you would have passed the exam.
Real Condition : You didn’t study hard, So you didn’t pass the exam.

Sumber : GET SUCCES UN + SPMB BAHASA INGGRIS

Selasa, 22 Maret 2011

Contoh Surat Resmi

June 17th, 2011

Attention To:
Mr. Haryono Sujatmiko
PT. Bumi Sentosa Damai
Jl. Garuda No. 33
Bogor

Dear Mr. Sujatmiko,

I am a graduate student in Computer Science at Indonesia University, and I will be awarded an M.S. degree in June 2011. I am currently looking for a position related to Database/Graphics Package Design in the research and development department of a major company.

Before coming to Indonesia University, I designed, supervised, and completed a CAD system. The function covers vector, character and curve generation, windowing, shading, and transformations.

At Indonesia University, my research work involves Compilation of Relational Queries into Network DML. To enhance my background, I have taken some courses in computer graphics and database, and I have experience in and an understanding of the design of databases. With this b background, I certainly believe that I am competent to meet challenging tasks and can make a good contribution to your company.

Enclosed is my resume, which indicates in some detail my training and experience. I sincerely hope that my qualifications are of interest to you and that an interview might be arranged at your convenience.

Thank you for your consideration. I look forward to hearing from you soon.

Sincerely yours,




Muhamad Raditya













Fachmy Syahtiadi

20208467

3EB04
March 18th , 2011

Mr. Fachmy Syahtiadi
PT. Angkasa Raya Tbk
JL. Raya Kelapa Cengkir No. 293
Jakarta Utara



Dear, Mr. Syahtiadi

We have received your letter asking about the error on the car brand shipping calculation and total payment.

We are from the company’s distributor truly apologize and will soon fix these errors.

Will be delivered in the form of 100 units car under brand “Toyota Avanza” , with a new calculation in accordance with the prices listed on brochure.
As an expression of our apology, we will give a merchandise a form bag and book, which will be given the same order shipment.



Sincerely yours,






Armen Efendi
Customer Service Manager











Fachmy Syahtiadi

20208467

3EB04

Contoh Surat Retur

PT. Angkasa Raya Tbk

JL. Raya Kelapa Cengkir No. 293



March 18th, 2011



Mr. Armen Efendi

Customer Service Manager

Distro Rasta Shop

JL. Raya Cimalaka No. 112

Sumedang



Dear Mr. Armen,
In the purchase of 100 units car 1 week ago, with no invoice
774425558. There are errors on the total payment car are sent.

We will return 4 units of these car, along a copy of the invoice
774425558.

For that, we want a-re calculation of shipping and total for the goods.
Form 100 car with the brand “Toyota Avanza” with the price per units
two hundred million rupiah, according to the brochure that was circulated.


Cordially yours,





Fachmy Syahtiadi

Purchasing Supervisor














Fachmy Syahtiadi

20208467

3EB04

Contoh Surat Undangan Makan Malam

REZA ARDIAN SYAHPUTRA

Jl. Boulevard Raya No. 19

Kelapa Gading, Jakarta Utara 14240




February 21st, 2011



Dear Tasya and Romi

Hello, how are you my little friend? been so long since we meet we did not graduate from college. Now after ten years we do not see it was nice we could meet again in this place. Would be glad if you to can come two my house for dinner on Saturday, 30 January 2011 at 7 pm, and calk talk about the activities of each of you as long as we almost never met for ten years.


Most likely I will stay here, because there parents I would move here to and I’II get a job and pursue a career as well to get the ideals that I want. Hopefully this is good news for you both and hopefully we can often play together again.



Cordially Yours,




Reza Ardian Syahputra








Fachmy Syahtiadi

20208467

3EB04

Kamis, 17 Maret 2011

Contoh Surat Lamaran Kerja

June 17th, 2011

Attention To:
Mr. Haryono Sujatmiko
PT. Bumi Sentosa Damai
Jl. Garuda No. 33
Bogor

Dear Mr. Sujatmiko,

I am a graduate student in Computer Science at Indonesia University, and I will be awarded an M.S. degree in June 2011. I am currently looking for a position related to Database/Graphics Package Design in the research and development department of a major company.

Before coming to Indonesia University, I designed, supervised, and completed a CAD system. The function covers vector, character and curve generation, windowing, shading, and transformations.

At Indonesia University, my research work involves Compilation of Relational Queries into Network DML. To enhance my background, I have taken some courses in computer graphics and database, and I have experience in and an understanding of the design of databases. With this b background, I certainly believe that I am competent to meet challenging tasks and can make a good contribution to your company.

Enclosed is my resume, which indicates in some detail my training and experience. I sincerely hope that my qualifications are of interest to you and that an interview might be arranged at your convenience.

Thank you for your consideration. I look forward to hearing from you soon.

Sincerely yours,



Ridho Saputra